Sejarah

Pertanyaan

fungsi hadis adalah menjelaskan ayat ayat al qur'an yg bersifat mujmal,jelaskan maksudnya!

1 Jawaban



  • MUJMAL DAN MUBAYYAN


    1.    Pengertian Mujmal


         Secara etimologi ada beberapa arti yang diberikan kepada lafaz Mujmal. Pertama, Mujmal diartikan sebagai global/ umum atau dalam bahasa Arab disebut الجمع . Kedua, Mujmal diartikan dengan ‘samar’ atau dalam bahasa Arab disebut الشبهة . Ketiga, ada pula yang memberi arti Mujmal dengan ‘yang tidak diketahui
    arti’ atau dalam bahasa Arab disebut dengan المبهم.
    Sedangkan secara terminologi atau secara pengertian istilah Mujmal diartikan sebagai berikut :


          1.)  Prof.DR. Abdul Wahhab Khallafmendefinisikan al-Mujmal sebagai berikut,  “al-  Mujmal menurut istilah ulama Ushul, ialah lafazh yang shighotnya tidak dapat menunjukan kepada pengertian yang dikandung olehnya, dan tidak terdapat qorinah-qorinah lafazh atau keadaan yang dapat menjelaskannya. Maka sebab itu kesamaran di dalam al-Mujmal ini bersifat lafzhi bukan sifat yang baru datang”.


          2.) Wahbah al-Zuhaili mendefinisian Mujmal sebagai berikut :
    “ Lafaz yang samar maksudnya, yang tidak dapat diketahui kecuali dengan penjelasan dari pembicara sendiri. Tidak dapat diketahui dengan akal karena hanya bisa diketahui dengan dalil naqli dari pembicara itu. Maksudnya lafaz itu tidak dapat diketahui kecuali dengan adanya penjelasan dari yang me-mujmalkan atau al-
    Mujmil atau Syari’.


        Dari definisi di atas dapat kita tangkap pengertian bahwa, Pertama, al-Mujmal adalah lafazh atau kata yang tidak jelas ( global ) artinya. Kedua, disamping tidak jelas artinya, tidak pula terdapat petunjuk atau qorinah yang menjelaskan arti global dari kata tersebut. Jadi ketidak jelasan atau kesamaran arti kata al-Mujmal berasal dari kata itu sendiri bukan karena faktor eksternal dari luar kata tersebut. Ketiga, jalan untuk mengetahui maksud Mujmaltidak dalam batas kemampuan akal manusia, tetapi satu-satunya jalan untuk memahami adalah melalui penjelesan dari yang me-mujmalkan atau dalam hal ini Syari’.

    2.    Sebab-Sebab Adanya Mujmal

         Ijmal terdapat dalam :
           1.)    kata-kata tunggal, contoh ;

    isim   :  Qur’un dengan pengertian suci atau datang bulan. Jaun dengan pengertian hitam atau putih

    fii l    :  qaala dengan pengertian berkata atau tidur siang. Khataba dengan pengertian berpidato atau meminang.

    huruf :  wawu yang m,enunjukkan huruf athaf ( penghubung) atu huruf isti’naf (menunjukkan permulaan kata ), atau sebagai hal.

        Ilaa yang menunjukkan ghayah atau berarti beserta ( ma’a )
            2. ) Susunan kata-kata ( jumlah atau tarkib ), contoh ;

                    Artinya : “ atau memaafkan orang yang mempunyai ikatan perkawinan”. 
                            (QS. Al Baqarah : 237)

    Menurut Abdul Wahhab Khallaf, ada beberapa kategori dari suatu lafaz yang Mujmal tersebut. Kategori-kategori yang dimaksud adalah sebagai berikut:


    1. Termasuk Mujmal ialah lafaz-lafaz yang pengertian bahasa dipindahkan oleh Syari’ dari pengertian aslinya kepada pengertian-pengertian khusus menurut istilah syara’. Seperti lafaz sholat , zakat, shiyam. Haji, riba dan lafaz-lafaz lain yang oleh Syari’ dikehendaki dengannya makna syara’ secara khusus, bukanmakna yang lughawi (menurut etimologi).

    Maka apabila di dalam nash syara’ terdapat lafaz diantara lafaz-lafaz tersebut diatas, lafaz itu adalah mujmal (global) pengertiannya, sampai ada penafsiran terhadap lafaz itu oleh Syari’ sendiri. Karena itu datanglah Sunnah yang berbentuk amal perbuatan dan ucapan untuk menafsir atau menjelaskan arti sholat dan menjelaskan rukun-rukunnya serta syarat-syaratnya dan hai’ahnya ( bentuk pelaksanaannya).
     Rasulullah SAW bersabda :
                                                                                            صلوا كما رايتمونى أصلى
    “ Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sedang shalat (seperti shalatku)”
    Begitu juga beliau telah  menafsir  zakat, shiyam, haji, riba dan setiap lafaz yang mujmal (global) di dalam nash-nash al-Qur’an.


    2. Termasuk al-Mujmal ialah lafaz asing yang ditafsir oleh nash itu sendiri dengan arti yang khusus, seperti lafaz (القارعة) dalam firman Allah (Q.S al-Qari’ah: 1- 4 ) 
    القارعة ما القارعة و ما ادرئك ما القارعة يوم يكون الناس كالفراش المبثوث

    “Hari kiamat, apakah hari kiamat itu ?. Tahukah kamu apakah hari kiamat itu ? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran


    Dan lafaz (الهلوع ) di dalam firman-Nya Q.S al-Ma’arij : 19 – 21 yang artinya :
    “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia bekeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir”.


    3.     Hukum Lafal Mujmal
        
        Apabila terdapat perkataan mujmal baik dalam qur’an maupun hadits, maka kita tidak menggunakannya, sehingga dating penjelasan. Seperti kata salay, zakat, haji, dan lain-lain yang dijelaskan oleh Nabi SAW. Tentang cara-cara melakukannya. Demikian pula tentang batas-batas harta yang terkena zakat.

Pertanyaan Lainnya